Rabu, 18 September 2013 | By: Fatkankarim.blogspot.com

sehelai selendang~


Rajutan Curahan Hati Untuk Pemilik Selendang Mulia.

Apakah orang yang kasmaran menduga bahwa cinta dapat disembunyikan dalam deraian air mata dan kegundahan jiwa? Mengapa kedua matamu tetap mengalirkan air mata bila engkau katakan “Berhentilah!”? Dan mengapa hatimu tetap gundah bila engkau katakan “Tenanglah!”? 


Kalaulah bukan karena cinta, tidaklah mungkin engkau teteskan air mata di atas pepuingan dan tak pula terjaga sepanjang malam karena mengingat sesuatu. Bagaimana engkau pungkiri rasa cinta setelah deraian air mata dan derita sakit menjadi saksi terhadapnya. Dan kerinduan telah menorehkan dua garis air mata dan derita, seperti mawar kuning dan mawar merah pada kedua pipimu. Memang benar, bayangan orang yang kucinta datang dan membuat aku tak dapat lelap dan cinta itu menghalangi berbagai kesenangan dengan derita. Wahai yang mencelaku, maafku untukmu. Bila engkau menyadari, tentu engkau tidak mencelaku.  

Muhammadlah pemimpin dunia akherat. Pemimpin bangsa jin dan manusia, bangsa Arab dan selain Arab. Nabi kita penyeru kebaikan dan pencegah kemungkaran, maka tidak ada seorang pun yang lebih bisa dipercaya darinya dalam berkata “tidak” ataupun “ya”. Seluruh mahluk sulit memahami hakikat Nabi. baik dekat atau jauh, tak satu pun yang mengerti. Bagaikan matahari yang tampak kecil dari kejauhan. Padahal mata tak mampu melihatnya bila berdekatan. membakar pandangan dan penglihatan.

Dan mutiara itu bertambah indah bila dalam untaian, namun tidaklah berkurang pula kadarnya meski ia tak beruntai.

Kupuji Nabi dengan pujian agar dosaku diampunkan, Karena umurku habis untuk bersyair dan pengabdian dan tenggelam dalam lautan segala maksiat. Keduanya mengalungi dosa yang menakutkan. seakan aku hewan sembelihan yang siap dikorbankan. Wahai makhluk yang paling mulia, tiada seorang pun yang dapat aku bersandar padanya selain dirimu di saat turunnya bencana yang menimpa seluruh makhluk.
Wahai Rasulallah, tidak akan berkurang derajatmu karena diriku, pada saat Tuhan, Yang Maha Pemurah, bertajalli bersatu dengan nama Yang Maha Pendendam.

Karena sesungguhnya di antara kemurahanmu adalah dunia dan madunya, dan di antara ilmumu adalah ilmu tentang Lauhul Mahfuzh dan pena-Nya.

Duhai jiwaku, janganlah engkau putus asa karena dosa besar, sungguh dosa-dosa besar itu dalam ampunan Allah, sama halnya seperti dosa-dosa kecil.

Semoga rahmat Tuhanku saat dibagikan akan datang berdasarkan hitungan dosa dalam pembagiannya.

Wahai Tuhanku, jadikanlah harapku tiada tertolak, dan jadikanlah hisabku tiada tertinggal dari rahmat dan ampunan-Mu.


Kuturuti godaan masa muda untuk bersyair dan mengabdi tenggelam dalam lautan segala maksiat. Tiada satu pun kudapat kecuali dosa dan sesal diri. Alangkah ruginya jiwaku dalam jual-beli, Tak pernah membeli dan menawar agama dengan dunia. karena siapa orang yang menjual akhirat untuk dunia sesaat
Jelas ia tertipu dalam setiap jual beli yang diakad



Jika kuperbuat dosa, janjiku pada Nabi tidaklah gugur Juga tali hubunganku dengannya tidaklah terputus. Belas kasihilah hamba-Mu ini di dunia dan akhirat. Karena sungguh di saat datangnya petaka, pupuslah kesabarannya.
Perkenankanlah turunnya gumpalan awan-awan shalawat nan abadi dari sisi-Mu atas Nabi dengan hujan nan deras lagi tiada henti.


Jika kelak di akherat la tak sudi menolongku. Maka alangkah rugi dan celakanya diriku. Tapi mustahil ia tolak para peminta syafaatnya Atau peminta perlindungannya pulang dengan sia sia


Semenjak kuwajibkan diriku untuk memberinya pujian, melantunkan shalawat Al-fatih

Kudapatkan Nabi sebaik baik pemberi pertolongan. Pemberiamya tak luputkan seorangpun pemintanya Karena hujan mengguyur bunga di bukit secara merata. kemudian keridhaan Allah SWT semoga terlimpah kepada Abu Bakar, Umar, Ali, dan Utsman, yang pemurah. Dan juga keluarga, sahabat, kemudian para tabi‘in, karena merekalah ahli taqwa, bersih, penyantun, lagi pemurah.
 
Ya Tuhanku, limpahkanlah selalu shalawat dan salam atas kekasih-Mu yang terbaik di antara seluruh makhluk

Wahai Tuhanku, dengan wasilah Mushthafa Rasulullah SAW, sampaikanlah sagala maksud tujuan kami, dan ampunilah kami atas dosa-dosa yang telah lalu, duhai Tuhan, Yang mahaluas kemurahan-Nya.

Ampuni pula, wahai Tuhanku, semua umat Islam dengan apa yang mereka baca di Masjidil Aqsha dan Masjidil Haram.

Dengan keagungan Tuhan, Yang rumah-Nya menjadi tempat suci dan nama-Nya menjadi sumpah terbesar.


Dengan pujian ini tidaklah kuinginkan gemerlap dunia~



0 komentar:

Posting Komentar

terima kasih telah berkunjung ke blog fathan karim

download refresnsi skripsi ana 0899-أحمد بن أحمد البرنسي؛ زروق-قواعد التصوف