Jumat, 21 November 2014 | By: Fatkankarim.blogspot.com

Kau dan aku dalam "Aku"



Mula-mula dia muncul dalam alam benda-mati. Kemudian masuk ke dunia tumbuh-tumbuhan dan hidup
Bertahun-tahun sebagai tetumbuhan, tak ingat lagi akan apa yang telah dia alami, lalu melangkah maju ke kehidupan hewan, dan sekali lagi tak ingat akan kehidupan tetumbuhan itu. Kecuali ketika dirinya tergerak senang,

Pada tetumbuhan di musim bunga-bunga berkembang indah. sekali lagi Sang Pencipta Yang Maha Bijaksana sebagaimana engkau ketahui memindahkannya dari alam hewan ke tingkat Manusia; demikianlah dari satu alam ke alam lainnya dia bergerak, ia mendai pandai, cerdik dan bijak, sebagaimana dia kini, tak terkenang lagi akan keadaan sebelumnya. Dan dari jiwanya yang sekarang pun dia akan diubah pula. Sekalipun dia tertidur, Tuhan tidak akan membiarkannya dalam kelalaiannya ini. Ketika terjaga, dia akan tertawa mengingat mimpi-mimpi yang menyusahkannya, serta terheran-heran betapa bahagi kehidupannya. Dia dapat melupakan dan tak merasakan bahwa seluruh kesusahan dan kesengsaraan itu akibat dari tidur dan tipu-muslihat serta ilusi yang sia-sia. Maka dunia ini akan tampak abadi, meskipun itu hanyalah mimpi orang yang tertidur; Yang, ketika Hari yang telah ditetapkan tiba, akan melarikan diri dari bayang-bayang gelap yang menghantuinya, dan berpaling sambil mentertawakan momok kesedihannya ketika dia melihat tempat tinggalnya yang abadi-lestari.

Saat kau datang ke dunia ini, suatu tangga telah ditempatkan di depanmu, dan tangga itu akan mengantarmu kepada-Nya. Dari bumi ini, kau pun naik menjadi tumbuhan. Dari tumbuhan kau pun naik menjadi hewan. Setelah itu kau pun naik menjadi manusia – mahluk yang mewarisi pengetahuan melalui akal dan iman. Lihatlah, tubuhmu merupakan turunan dari debu, tetapi bagaimana bisa tubuhmu menjadi begitu sempurna? Lalu, mengapa kau takut dengan kematian? Ketika kau berhasil melampaui bentuk manusia ini, maka tak diragukan lagi kau akan menjadi malaikat dan membumbung melampaui lapisan-lapisan langit tertinggi. Tetapi, janganlah berhenti di sana, bahkan badan surgawimu itu akan tetap tumbuh menjadi tua, lampaui lagi surga itu dan melompatlah ke dalam “Samudera Kesadaran Yang Maha Luas”. Biarkan diriku dan dirimu – yang bagaikan setetes air itu – menjelma menjadi seratus samudera. Tetapi, jangan berpikir bahwa hanya setetes air itulah yang telah menjelma menjadi samudera, sebab samudera juga telah menjelma menjadi setetes air.
 
Kau lebih mahal dibanding surga dan bumi. Apa yang bisa kukatakan lagi? Kau tak mengetahui bahwa selama ini segala yang berharga telah menjadi milikmu. Janganlah menjual dirimu dengan harga murah, sesungguhnya dirimu sangatlah mahal di mata Tuhan. Hari ini, seperti hari lainnya, kita terjaga dengan perasaan hampa dan ketakutan. Namun, janganlah tergesa melarikan diri dari kenyataan pahit ini dengan pergi berdoa atau membaca kitab suci. Lepaskan semua tindakan mekanis yang berasal ketaksadaran diri. Biarkan keindahan Sang Kekasih menjelma dalam setiap tindakan kita. Ada beratus jalan untuk berlutut dan bersujud kepada-Nya. Wanita adalah seberkas sinar Tuhan: dia bukan kekasih duniawi.

Jika kau berputar mengelilingi matahari, maka kau pun akan menjadi matahari. 
Jika kau berputar mengelilingi seorang Guru, maka kau pun akan bersatu dengan-Nya. 

Kau akan menjadi sebutir permata, jika kau menari mengelilingi-Ku. 
Dan kau akan berkelip seperti emas, jika kau menari mengelilingi-Nya.
   
Awan-awan berada dalam keheningan meski penuh dengan berjuta kilat. Cinta akan memberi kelahiran baru bagi para filsuf berkepala batu. Jiwaku adalah ombak di dalam samudera pengetahuan dan kemuliaan-Mu. Dan di dalam keheningan: alam semesta beserta segala isinya tenggelam di dasar samudera pengetahuan dan kemuliaan-Mu. Ketika pikiran dilampaui, maka keindahan cinta pun datang menghampiri, berjalan dengan anggun, Ketika cinta dilampaui, maka Yang Maha Esa pun datang menghampiri – Ia adalah Zat yang tak dapat diuraikan dengan kata-kata dan hanya bisa disebut sebagai “Itu”.

Ketidaksempurnaan dan kerusakan, yang terlihat di mana pun, semuanya adalah cerminan keindahan.
jika kau sempurna kapan seorang diriku menunjukkan keahlianku. jika aku sempurna kapan dirimu menunjukkan kemampuanmu? sebab, yang sederhana akan lebih mudah dicintai, maka engkau tak perlu menjadi yang sempurna.~
 
Betapa bahagia saat kita duduk di istana - kau dan aku - Dua sosok dan dua tubuh namun hanya satu jiwa - kau dan aku - Harum semak dan senandung burung ’kan menebarkan pesona pada saat kita memasuki taman, 
kau dan aku - Bintang-bintang nan beredar sengaja menatap kita lama-lama:
Bagi mereka kita ’kan jadi bulan - kau dan aku.
Kau dan aku - yang tak terpisahkan lagi, ’kan menyatu dalam kenikmatan puncak,
Bercanda ria serta bebas dari percakapan ngawur - kau dan aku.
Burung-burung yang terbang di langit ’kan menatap iri karena kita tertawa riang gembira - kau dan aku.
Sungguh ajaib - kau dan aku, duduk di sudut yang sama di sini, pada saat yang sama berada di Jawa timur dan jakarta - kau dan aku.
kau dan aku - menikmati waktu selagi duduk di punjung.
kau dan aku - dalam dua bentuk dan dua wajah ... dengan satu hati.
kau dan aku - warna-warni taman dan nyanyian burung memberi obat keabadian, seketika di taman itu kita menuju taman dan kebun buah.
kau dan aku - bintang-bintang surga keluar, memandangi kita. kita akan menunjukkan bulan pada mereka.
oh tuhan, inikah lengkung indah? nafas menggamit fajar sahur menyulam rasi mempesona - langit merah, simfoni nafiri melayang di kota sunyi jiwamu - kata coba melesat - melesat lembut di telingamu - malu-malu.~
Maka isilah hati dengan doa, pikiran dengan rencana baik, dan lakukan yang baik, lalu berbahagia...  

0 komentar:

Posting Komentar

terima kasih telah berkunjung ke blog fathan karim

download refresnsi skripsi ana 0899-أحمد بن أحمد البرنسي؛ زروق-قواعد التصوف