Mula-mula dia muncul dalam alam benda-mati. Kemudian masuk ke dunia tumbuh-tumbuhan dan hidup
Bertahun-tahun sebagai tetumbuhan, tak ingat lagi akan apa yang telah dia alami, lalu melangkah maju ke kehidupan hewan, dan sekali lagi tak ingat akan kehidupan tetumbuhan itu. Kecuali ketika dirinya tergerak senang,
Bertahun-tahun sebagai tetumbuhan, tak ingat lagi akan apa yang telah dia alami, lalu melangkah maju ke kehidupan hewan, dan sekali lagi tak ingat akan kehidupan tetumbuhan itu. Kecuali ketika dirinya tergerak senang,
Pada
tetumbuhan di musim bunga-bunga berkembang indah. sekali lagi Sang
Pencipta Yang Maha Bijaksana sebagaimana engkau ketahui memindahkannya
dari alam hewan ke tingkat Manusia; demikianlah dari satu alam ke alam
lainnya dia bergerak, ia mendai pandai, cerdik dan bijak, sebagaimana
dia kini, tak terkenang lagi akan keadaan sebelumnya. Dan dari jiwanya
yang sekarang pun dia akan diubah pula. Sekalipun dia tertidur, Tuhan
tidak akan membiarkannya dalam kelalaiannya ini. Ketika terjaga, dia
akan tertawa mengingat mimpi-mimpi yang menyusahkannya, serta
terheran-heran betapa bahagi kehidupannya. Dia
dapat melupakan dan tak merasakan bahwa seluruh kesusahan dan
kesengsaraan itu akibat dari tidur dan tipu-muslihat serta ilusi yang
sia-sia. Maka dunia ini akan tampak abadi, meskipun itu hanyalah mimpi
orang yang tertidur; Yang, ketika Hari yang telah ditetapkan tiba, akan
melarikan diri dari bayang-bayang gelap yang menghantuinya, dan
berpaling sambil mentertawakan momok kesedihannya ketika dia melihat tempat tinggalnya yang abadi-lestari.
Saat kau datang ke dunia ini, suatu tangga telah ditempatkan di depanmu,
dan tangga itu akan mengantarmu kepada-Nya. Dari bumi ini, kau pun naik
menjadi tumbuhan. Dari tumbuhan kau pun naik menjadi hewan. Setelah itu
kau pun naik menjadi manusia – mahluk yang mewarisi pengetahuan melalui
akal dan iman. Lihatlah, tubuhmu merupakan turunan dari debu, tetapi
bagaimana bisa tubuhmu menjadi begitu sempurna? Lalu, mengapa kau takut
dengan kematian? Ketika kau berhasil melampaui bentuk manusia ini, maka
tak diragukan lagi kau akan menjadi malaikat dan membumbung melampaui
lapisan-lapisan langit tertinggi. Tetapi, janganlah berhenti di sana,
bahkan badan surgawimu itu akan tetap tumbuh menjadi tua, lampaui lagi
surga itu dan melompatlah ke dalam “Samudera Kesadaran Yang Maha Luas”.
Biarkan diriku dan dirimu – yang bagaikan setetes air itu – menjelma menjadi
seratus samudera. Tetapi, jangan berpikir bahwa hanya setetes air itulah
yang telah menjelma menjadi samudera, sebab samudera juga telah
menjelma menjadi setetes air.
Kau lebih mahal dibanding surga dan bumi. Apa yang bisa kukatakan lagi?
Kau tak mengetahui bahwa selama ini segala yang berharga telah menjadi
milikmu. Janganlah menjual dirimu dengan harga murah, sesungguhnya
dirimu sangatlah mahal di mata Tuhan. Hari ini, seperti hari lainnya, kita terjaga dengan perasaan hampa dan
ketakutan. Namun, janganlah tergesa melarikan diri dari kenyataan pahit
ini dengan pergi berdoa atau membaca kitab suci. Lepaskan semua tindakan
mekanis yang berasal ketaksadaran diri. Biarkan keindahan Sang Kekasih
menjelma dalam setiap tindakan kita. Ada beratus jalan untuk berlutut
dan bersujud kepada-Nya. Wanita adalah seberkas sinar Tuhan: dia bukan kekasih duniawi.
Jika kau berputar mengelilingi matahari, maka kau pun akan menjadi
matahari.
Jika kau berputar mengelilingi seorang Guru, maka kau pun akan
bersatu dengan-Nya.
Kau akan menjadi sebutir permata, jika kau menari
mengelilingi-Ku.
Dan kau akan berkelip seperti emas, jika kau menari
mengelilingi-Nya.
Awan-awan berada dalam keheningan meski penuh dengan berjuta kilat.
Cinta akan memberi kelahiran baru bagi para filsuf berkepala batu.
Jiwaku adalah ombak di dalam samudera pengetahuan dan kemuliaan-Mu. Dan di dalam
keheningan: alam semesta beserta segala isinya tenggelam di dasar
samudera pengetahuan dan kemuliaan-Mu. Ketika pikiran dilampaui, maka keindahan cinta pun datang menghampiri,
berjalan dengan anggun, Ketika cinta dilampaui, maka Yang Maha Esa pun datang menghampiri – Ia
adalah Zat yang tak dapat diuraikan dengan kata-kata dan hanya bisa
disebut sebagai “Itu”.
Ketidaksempurnaan dan kerusakan, yang terlihat di mana pun, semuanya adalah cerminan keindahan.
jika kau sempurna kapan seorang diriku menunjukkan keahlianku. jika aku sempurna kapan dirimu menunjukkan kemampuanmu? sebab, yang sederhana akan lebih mudah dicintai, maka engkau tak perlu menjadi yang sempurna.~
Betapa
bahagia saat kita duduk di istana - kau dan aku - Dua sosok dan dua
tubuh namun hanya satu jiwa - kau dan aku - Harum semak dan senandung
burung ’kan menebarkan pesona pada saat kita memasuki taman,
kau dan aku - Bintang-bintang nan beredar sengaja menatap kita lama-lama:
Bagi mereka kita ’kan jadi bulan - kau dan aku.
Kau dan aku - yang tak terpisahkan lagi, ’kan menyatu dalam kenikmatan puncak,
Bercanda ria serta bebas dari percakapan ngawur - kau dan aku.
Burung-burung yang terbang di langit ’kan menatap iri karena kita tertawa riang gembira - kau dan aku.
Sungguh ajaib - kau dan aku, duduk di sudut yang sama di sini, pada saat yang sama berada di Jawa timur dan jakarta - kau dan aku.
Bagi mereka kita ’kan jadi bulan - kau dan aku.
Kau dan aku - yang tak terpisahkan lagi, ’kan menyatu dalam kenikmatan puncak,
Bercanda ria serta bebas dari percakapan ngawur - kau dan aku.
Burung-burung yang terbang di langit ’kan menatap iri karena kita tertawa riang gembira - kau dan aku.
Sungguh ajaib - kau dan aku, duduk di sudut yang sama di sini, pada saat yang sama berada di Jawa timur dan jakarta - kau dan aku.
kau dan aku - menikmati waktu selagi duduk di punjung.
kau dan aku - dalam dua bentuk dan dua wajah ... dengan satu hati.
kau dan aku - warna-warni taman dan nyanyian burung memberi obat keabadian, seketika di taman itu kita menuju taman dan kebun buah.
kau dan aku - warna-warni taman dan nyanyian burung memberi obat keabadian, seketika di taman itu kita menuju taman dan kebun buah.
kau dan aku - bintang-bintang surga keluar, memandangi kita. kita akan menunjukkan bulan pada mereka.
oh tuhan, inikah lengkung indah? nafas menggamit fajar sahur menyulam
rasi mempesona - langit merah, simfoni nafiri melayang di kota sunyi
jiwamu - kata coba melesat - melesat lembut di telingamu - malu-malu.~
0 komentar:
Posting Komentar
terima kasih telah berkunjung ke blog fathan karim