KAPAL BESAR

Ya Rabbana....

Aku telah menaiki kapal besar. Aku memulai perjalanan besar melewati samudera. Aku pendatang baru di awak kapal ini. aku bertemu banyak orang yang baru kulihat.

Kapten kapal bijaksana itu mempunyai wakil-wakil yang tangguh ditiap zaman. Seriring penyeberangan samudera lautan ini seperti tak berujung kita semua harus “menyelam sambil minum air” artinya menyeberang lautan sambil mencari mutiara di dasar lautan. Aku ketakutan melihat gejolak gelombang di tengah lautan. Sedahsyat inikah mengerikannya melewati lautan. Tiupan angin membabi-butakan sifat keberanianku. Nyatanya aku menjadi seorang pengecut di tengah ganasnya samudera ini. kakiku lumpuh untuk menyelam. Aku tak tahu bagaimana caranya berenang. Sungguh aku sangat tak berdaya untuk menyelam. Akhirnya aku memutuskan bertanya dan belajar kepada ahli menyelam. Beliau sangat berpengalaman untuk hal ini wakil kapten telah mendapatkan mutiara dasar lautan. Dia mempunyai banyak sekali, tetapi sang kapten yang telah memberikan aku izin menaiki kapalnya lebih banyak menyimpan harta karun mutiara terpendam.

Akupun diajari teori menyelam, berenang, mengambang, hingga akhirnya aku memberanikan diri. Aku kuatkan mental lahir dan batinku untuk memnyelam. Telah sampai dilaut aku langsung terombang-ambing terbawa badai.

Ya Rabbana.............

                Aku kira aku akan mati. Aku menahan nafasku agar air laut tidak masuk kedalam dadaku. Aku bisa mati. Akhirnya aku kembali mengambang ke permukaan untuk mengambil nafas kembali. sebeginikah susahnya mengambiml mutiara. Mutiara itu syarat yang harus aku penuhi untuk masuk resmi anggota di kapal besar itu. Aku berusaha sekuat mungkin layaknya memikul beban dipundak yang tiada henti membawa malu jika aku gagal. Usahaku semua atas pertolongan Allah semata. Semoga Allah menolong aku dan para anggota lain yang akan menyelam.